Kalau kita ngomongin Problem Solving & Decision Making, sebenarnya kita lagi ngomongin skill yang kita pakai setiap hari, lho. Mulai dari hal sepele kayak mikirin "mau makan siang apa ya?" sampai ke urusan yang lebih gede di kerjaan atau kehidupan pribadi. Anggap aja hidup ini kayak game, nah problem solving itu adalah cara kita ngelewatin rintangan di setiap levelnya, sementara decision making adalah saat kita milih mau pakai jurus atau item yang mana buat ngelawan bos di depan. Jadi, ini bukan cuma istilah keren di dunia kerja, tapi emang kemampuan dasar buat navigasi di kehidupan sehari-hari.
Bagian pertama, problem solving, itu kayak jadi detektif. Tugas pertama kita bukan langsung panik cari solusi, tapi justru mundur selangkah dan cari tahu, "sebenarnya masalahnya apa, sih?". Sering kali kita cuma ngobatin gejalanya doang, bukan penyakitnya. Misalnya, kalau internet di rumah lemot, solusinya bukan cuma restart modem berulang kali. Mungkin masalahnya ada di paket langganan yang udah nggak cukup, atau ada terlalu banyak perangkat yang nyambung. Intinya, di fase ini kita fokus buat ngertiin akar masalahnya dulu sebelum buru-buru bertindak.
Setelah masalahnya jelas, baru deh kita masuk ke mode kreatif alias brainstorming solusi. Di tahap ini, jangan takut buat mikir out of the box. Ajak beberapa teman buat diskusi, tulis semua ide gila yang muncul, jangan ada yang disensor dulu. Mau solusinya aneh, mahal, atau kayaknya nggak mungkin, catat aja semuanya. Tujuannya adalah buat punya banyak pilihan. Ibarat mau masak, kita kumpulin dulu semua bahan yang ada di kulkas, baru nanti kita pikirin mau diolah jadi apa. Makin banyak pilihan, makin besar kemungkinan kita nemu solusi yang paling jitu.
Nah, dari segudang ide yang terkumpul, di sinilah decision making atau pengambilan keputusan berperan. Ini adalah momen di mana kita harus memilih satu jalan terbaik. Caranya? Coba deh timbang-timbang plus minus dari setiap pilihan. Mana yang risikonya paling kecil? Mana yang hasilnya paling maksimal? Mana yang paling sesuai sama sumber daya yang kita punya? Kadang kita perlu pakai logika dan data, tapi jangan lupain juga intuisi atau gut feeling. Gabungan antara analisis dan intuisi sering kali menghasilkan keputusan yang paling mantap.
Terakhir, sebuah keputusan sebagus apa pun nggak akan ada artinya kalau cuma jadi wacana. Bagian terpenting adalah eksekusi dan keberanian buat ngambil tanggung jawab atas pilihan itu. Setelah dijalankan, lihat hasilnya. Apakah masalahnya selesai? Atau mungkin muncul masalah baru? Nggak apa-apa kalau ternyata hasilnya nggak 100% sempurna. Yang penting kita belajar dari prosesnya. Siklus ini akan terus berputar dan tanpa sadar, kita jadi orang yang lebih bijak dan makin jago dalam menghadapi tantangan apa pun di depan.